Ath-Thurthusy –rahimahullah- berkata:
“Senantiasa aku mendengar orang-orang berucap:
أَعْمَالُكُمْ عُمَّالُكُمْ كَـمَـا تَـكُـونُـوا يُـولَّـى عَـلَـيْـكُـم
Amalan-amalanmu itulah penguasamu. Sebagaimana kondisimu, demikianlah (dijadikan) keadaanku pemegang urusanmu.
Sampai aku kemudian mendapati makna ini di dalam Al-Qur’an pada firman Allah Ta’ala:
َكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضاً بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ ﴿١٢٩﴾
"Dan demikianlah Kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi wali bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka lakukan." Q.S. Al-An’aam: 129.
Siraajul Muluuk, hal. 197
======================
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’diy –rahimahullah- berkata dalam tafsirnya tentang ayat di atas:
“Dan demikian pula termasuk dari sunnah Kami (Allah Ta’ala) untuk memberikan kuasa atas orang yang zhalim dengan orang zhalim semisalnya yang menggerakkan dan mendorongnya kepada kejelekan dan menjauhkannya dan membuatnya lari dari kebaikan.
Hal itu termasuk hukuman Allah yang sangat besar, yang sangat jelek efeknya, dan sangat besar bahayanya. Dan dosanya (yang menjadi sebab datangnya hukuman itu) adalah dosa dari orang yang berbuat zhalim tersebut. Dialah yang memasukkan kejelekan pada dirinya dan atas dirinya ia telah berbuat jinayah. Tidaklah Rabb-mu sekalipun berbuat zhalim kepada hamba-Nya.
Dan termasuk dalam perkara tersebut bahwa para hamba apabila mereka banyak melakukan kelaliman, kerusakan, dan meninggalkan hak-hak yang wajib(atas mereka) niscaya dikuasakan kepada mereka orang-orang yang lalim yang menimpakan kepada mereka siksa yang berat, menghukum mereka dengan sewenang-wenang dan tidak adil dengan lebih berlipat-lipat (akibatnya) dari apa yang mereka tinggalkan dari hak-hak Allah dan hak-hak para hamba-Nya, dalam keadaan mereka tidak diberi ganjaran dan tidak pula mengharapkannya.
Sebagaimana juga, jikalau para hamba mereka berbuat keshalihan dan istiqamah niscaya Allah perbaiki keadaan pemimpin-pemimpin mereka. Dan Dia jadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang adil dan lurus. Bukan penguasa yang lalim dan sewenang-wenang.”
Taisirul Karimiir Rahman, As-Sa’diy, hal. 295.
# _muhibbukum fillah_
# perbaiki amalan untuk mendapat pemimpin yang baik.
Alih Bahasa:
Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafizhahullah
••••
https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
www.alfawaaid.net | www.ilmusyari.com
0 komentar:
Posting Komentar